Edit Content

Perkumpulan Desa Digital Terbuka atau Disebut Juga OpenDesa Membantu Desa Menjadi Desa Cerdas, Memaksimalkan Potensi Desa Menggunakan Teknologi Informasi Sumber Terbuka yang Gratis dan Bebas Digunakan

Hadirkan Dirjen Bina Pemdes, IDN Dorong OpenDesa Digitalisasi Desa  

OpenDesa–Bertekad ingin wujudkan Indonesia cerdas melalui penerapan sistem informasi digital berbasis desa , Indonesia Diaspora Network (IDN) Global terus lakukan langkah-langkah nyata. Hal itu terungkap dalam agenda webinar yang digelar IDN Global bersama Dirjen Bina Desa (Kemendagri) dan Perkumpulan Desa Digital Terbuka (OpenDesa), 28 Juli 2022.

Webinar yang cukup menarik bersama Presiden IDN Global, Kartini Sarsila Ningsih, Ketua Dewan Pembina yang sekaligus Founder OpenDesa, Eddie Ridwan dan Dirjen Bina Desa Kemendagri, Dr, Yusharto Hontoyungo M. Pd serta Direktur Bakti, Kementerian Kominfo, Dian Anugerah Febriansa, mengupas sejauh mana langkah dan komitmen untuk mewujudkan digitalisasi desa di Indonesia.

Program bersama dan gotong royong dari berbagai kalangan dan latar belakang bidang profesi tersebut diyakini akan mampu mewujudkan mimpi bersama untuk Indonesia yang lebih maju berbasis desa dengan pemanfaatan teknologi informasi secara digital. 

“Melalui pemanfaatan teknologi informasi secara nasional mulai dari desa, kita berharap seluruh pihak bisa saling mendukung. Pemerintah, pegiat seperti OpenDesa melalui OpenSID yang sudah memulai bersama Kompak dan IDN Global,”harap Presiden IDN Global Network, Kartini Sarsila Ningsih via zoom meeting dari Qatar, Kamis(28/8).

Ditambah Presiden IDN Global Network, meskipun tidak berada di Indonesia, namun hati tetap mudik dan selalu memberikan kontribusi untuk Indonesia. “Kita berharap diaspora lainya berkolaborasi dan membangun desa bersama. Terutama daerah di IKN, daerah di perbatasan hingga daerah lainnya yang belum digital dalam pembangunan desa,”terang Presiden IDN antusias. 

Dipimpin Moderator IDN Global Chapter Victoria, Australia, Diana Pratiwi, diskusi yang melibatkan Kementerian Dalam Negeri dan sejumlah pengguna aplikasi OpenSID dan OpenDK, masing-masing dari Desa Bana, Sulawesi Selatan dan Kecamatan Lubuk Sikaping, Sumatera Barat, serta Perencana Bappeda Provinsi NTB  yang telah merasakan manfaat nyata penggunaan aplikasi yang dikembanngkan para Pegiat Perkumpulan Desa Digital Terbuka (OpenDesa), menjadi sangat menarik dan informatif. 

Namun sebelum para pengguna memaparkan manfaat penggunaan aplikasi OpenDesa. Dirjen Bina Dsa Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Dr, Yusharto Hontoyungo M. Pd memaparkan sejumlah langkah, tantangan dan capaian dalam upaya digitalisasi desa di Indonesia. 

Menurut Dirjen Bina Pemdes, saat ini e-Government berbasis internet sudah dilakukan dalam pemanfaatan teknologi informasi di lingkungan pemerintahan. Bahkan secara mendasar sudah ditetapkan rujukan untuk penerapan sistem informasi teknologi hingga menjangkau ke tingkat desa. 

Pemanfaatan melaksanakan sistem informasi pada pemerintahan,  yang dimuat pasal 7 Perpres 95/2018 tentang sistem pemerintahan berbasis elektronik, Pasal 7 Perpres 39/2019 tentang Satu Data Indonesia.  

“Indonesia memiliki 416 Kabupaten, 98 Kota, 7.266 kecamatan, 8.506 kelurahan dan 74.962 desa. Sehingga ini sangat dibutuhkannya cara yang tepat untuk pemanfaatan sistem informasi untuk penyelenggaraan pemerintahan,”papar Yusharto. 

Secara digital saat ini, sejumlah program diluncurkan. Seperti Prodeskel, Siskeudes, Sistem Peraturan Perundang-undangan (Sipades) dan (Evaluasi Perkembangan Desa dan Kelurahan (Epdeskel). “Sehingga dengan mengetahui profil desa masing-masing, bisa dilakukan perlakuan yang tepat terhadap desa oleh pemerintah,”tambah Dirjen.

Hanya saja masih terdapat sejumlah kendala yang dihadapi, seperti SDM yang kurang, pembinaan pengawasan oleh Supra Desa, banyaknya aplikasi dari pemerintah dan tidak saling terintegrasi, hingga infrastruktur yang belum terkoneksi.(*)

Kategori :

Bagikan: