Edit Content

Perkumpulan Desa Digital Terbuka atau Disebut Juga OpenDesa Membantu Desa Menjadi Desa Cerdas, Memaksimalkan Potensi Desa Menggunakan Teknologi Informasi Sumber Terbuka yang Gratis dan Bebas Digunakan

Integrasi Data Kabupaten Berbasis Data Desa

Perkumpulan Desa Digital atau yang akrab disebut OpenDesa menyelenggarakan webinar Eps. 2409 dengan mengusung tema “Integrasi Data Kabupaten Berbasis Data Desa”. Webinar ini diselenggarakan dalam rangka menjahit langkah kolaborasi antara OpenDesa, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah Desa. Serta bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi dan pemahaman mengenai pentingnya Satu Data Kabupaten dalam upaya mendorong pemerintahan yang terintegrasi. 

Webinar pada kali ini menghadirkan Pemerintah Kabupaten yang telah menjalin kolaborasi dengan OpenDesa, yaitu Pemerintah Kabupaten Tabanan. Diantaranya adalah Bapak I Gusti Putu Winiantara,S.Sos (Sekretaris Dinas Komunikasi dan Informatika), Bapak I Nyoman Wahya Biantara (Kepala Desa Bengkel), Ginanjar Irvan Ashari (Direktur Kerja Sama OpenDesa).

Webinar dibuka oleh sambutan dari Bapak Lusianto selaku ketua Umum OpenDesa yang menyampaikan pentingnya integrasi data di tingkat kabupaten. “integrasi data satu kabupaten yang paling penting ialah terkait dengan komitmen. Baik komitmen dari pemerintah daerah, kecamatan, kemudian pemerintah desa. Karena di pemerintah daerah sangat membutuhkan data-data dari desa”.

Manfaat dari adanya integrasi sistem Informasi Desa (SID) dengan Satu Data Kabupaten, diantaranya: 1) Efisiensi Pengambilan Keputusan: Data yang terintegrasi memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih cepat dan berbasis bukti. 2) Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas: Data yang tersedia secara terbuka dan dapat diakses oleh publik meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pemerintahan. 3) Peningkatan Kualitas Layanan Publik: Dengan memahami kebutuhan dan kondisi di tingkat desa secara lebih baik, pemerintah kabupaten dapat meningkatkan kualitas layanan yang diberikan kepada masyarakat. 4) Pengurangan Duplikasi Data: Sistem ini membantu mengurangi duplikasi data, sehingga meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan data.

Bapak I Gusti Putu Winiantara,S.Sos menyampaikan paparan terkait integrasi SID mewujudkan data desa presisi di Kabupaten Tabanan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, presisi adalah ketepatan.  Desa Presisi adalah: desa yang telah mampu membangun data terpadu (big data) dalam menunjang pembangunan daerah (Perda Nomor 12 Tahun 2022 Tentang Data Dasar Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Berbasis Data Desa Presisi). Secara umum desa menampilkan data yang akurat secara aktual dengan alat sistem informasi desa.

Program Data Desa Presisi ialah Membangun SID yang terintegrasi untuk mendukung konsep Satu Data Kabupaten. Hal tersebut merupakan langkah strategis untuk memperkuat tata kelola data di tingkat desa dan kabupaten. Sistem ini tidak hanya bertujuan untuk mengumpulkan dan menyimpan data, tetapi juga untuk mengintegrasikan berbagai data dari desa-desa di Kabupaten Tabanan sehingga dapat digunakan secara efektif untuk perencanaan, pengambilan keputusan, dan evaluasi kebijakan.

Untuk menciptakan integrasi data dalam SID diperlukan komitmen bersama untuk menyukseskan SID menjadi data desa presisi. Langkah strategi yang dilaksanakan di Kabupaten Tabanan, diantaranya: 1) Sosialisasi dan Komunikasi: Melaksanakan sosialisasi bekerjasama dengan Tim Teknis Gabungan. Selalu melaksanakan update informasi kepada tim. Menyelesaikan bug system yang menjadi kendala migrasi data. 2) Pembentukan Tim Teknis Gabungan: Membentuk team teknis gabungan yang terdiri dari Diskominfo, Bapeda, Brida, dinas PMD, Perbekel, Komunitas open desa, Ditetapkan dengan SK. 3) Pengembangan Dashboard/GUI: Melaksanakan rapat intens dengan tim gabungan untuk menyepakati tampilan dashboard/gui sistem data desa presisi guna menterjemahkan lima bidang prioritas. 4) Penguatan SDM: Membentuk team teknis gabungan. Merekrut tenaga ahli. Mengadakan pelatihan dan pengembangan untuk meningkatkan kompetensi tenaga ahli & admin yang ada. 

Foto 1: Tahapan Pendataan Data Desa Presisi Kabupaten Tabanan 

Sumber: Presentasi Sekretaris Dinas Komunikasi dan Informatika

Tahapan pendataan merupakan kerja kolaborasi antara Diskominfo, DPMD, BAPPEDA, dan BRIDA (Badan Riset dan Informasi Daerah). Pada tahap pertama harapannya dapat melakukan pendataan di bidang prioritas, yang mana data-data ini akan masuk dalam layanan persuratan yang ada di desa melalui SID. Di tahun 2024 kami mendorong data-data dan layanan yang ada di 133 desa harus sama, sehingga tidak ada perbedaan layanan diantar desa. Hal yang membedakan hanya keragaman jenis data yang tersaji dalam SID. Diskominfo dan DPMD sering melakukan koordinasi untuk pemenuhan data-data desa.

Pesan untuk teman-teman di desa mengenai akurasi dan validasi data. Bagus atau tidaknya sebuah aplikasi itu dihasilkan dari akurasi dan validitas data, jadi semakin akurat dan valid datanya, maka aplikasi tersebut semakin bagus. Kemudian terkait keamanan data akan menjadi skala prioritas bagi Diskominfo, hal ini berkaitan dengan Undang – Undang perlindungan data pribadi. 

Keberhasilan aksi integrasi ini akan memperkuat tata kelola pemerintahan yang baik, mendukung perencanaan pembangunan berbasis data, dan meningkatkan citra positif dan layanan publik Pemerintah Kabupaten Tabanan. Dan Program Data Presisi harus berkelanjutan.

Bapak I Nyoman Wahya Biantara menyampaikan pemaparan terkait pengalaman implementasi OpenSID. Pada pemaparannya menceritakan proses awal penerapan SID, khususnya OpenSID di desa Bengkel. Memiliki latar belakang dibidang IT, hal yang pertama kali dibenahi terkait pelayanan masyarakat ialah penerapan teknologi dalam proses administrasi di pelayanan dan pemerintahan desa. 

Kondisi awal di Desa Bengkel sudah ada SID, tetapi dalam penerapan pekerjaan belum secara efisien menggunakan teknologi. Awal mula menggunakan OpenSID tidak digunakan untuk umum, tetapi  digunakan menu backend untuk kepentingan internal desa. Kendala di pemerintah desa yaitu kemampuan pengelolaan teknologi yang terbatas, maka dari itu fokus utama ialah di internal perangkat desa. Pelatihan dilakukan secara bertahap, mulai dari menyalakan komputer, sampai dengan membuka aplikasi, kemudian perangkat desa diminta untuk membuat catatan sendiri. Hal yang terpenting ialah masing-masing kasi dan kaur diberikan tanggungjawab untuk mengelola OpenSID sesuai dengan tugas dan fungsinya. Hal yang membuat perangkat desa tertarik untuk belajar, yaitu fitur surat. Fitur surat – menyurat membantu perangkat kerja untuk efisiensi pelayanan kepada masyarakat. 

Program Data Presisi sebenarnya visi besar dari Kabupaten Tabanan yang perlu dieksekusi dari hal-hal kecil yang sudah dilakukan oleh desa. Tentu tidak mudah, perlu ada komitmen bersama, misalnya di desa sudah menggunakan OpenSID dan merasakan manfaatnya, berarti tidak perlu diragukan lagi manfaatnya dari OpenSID. Perlu ada komitmen dari pimpinan di desa maupun pimpinan di kabupaten. Selanjutnya pemerintah desa akan merasakan manfaatnya, terutama di bidang perencanaan dan pengambilan keputusan oleh Kepala Desa. Jika ada kebingungan diperlukan forum diskusi untuk bisa membuat analisis data yang baik, untuk perencanaan program yang baik, serta menghasilkan keputusan yang tepat.

Dengan adanya OpenSID, bagi saya manfaatnya sangat banyak bagi Indonesia kedepannya, makanya perlu kita dorong komunitas OpenDesa agar tetap bisa aktif dan bisa mengembangkan fitur-fiturnya sesuai dengan kebutuhan dan peraturan-peraturan.

Ginanjar Irvan Ashari menyampaikan materi terkait peran OpenDesa memfasilitasi pemerintah dalam pemanfaatan sistem integrasi data desa. Diawali dengan penjelasan konsep Satu Data Kabupaten oleh OpenDesa, diantaranya: 1) Merupakan data hidup yang terus berkembang mengikuti update data dari desa. 2) Penghimpunan data dari desa yang terintegrasi sampai dengan tingkat kabupaten,dan ditampilkan dalam satu dasbor yang disebut OpenKab. 3) Data yang terhimpun dapat dibagi pakaikan antar OPD.

Selanjutnya mengenalkan aplikasi OpenKab, merupakan aplikasi yang secara khusus dikembangkan sebagai dasbor kabupaten untuk menampilkan data yang diambil dari Database OpenSID gabungan,untuk digunakan dalam kegiatan perencanaan, pemantauan capaian dan tidak lupa juga untuk kebutuhan operasional. Database OpenSID gabungan menyediakan data keseluruhan desa yang siap untuk ditampilkan dan dianalisis sesuai kebutuhan.

Sumber: Presentasi Direktur Kerja Sama OpenDesa

Dalam penerapan Solusi Satu Data digunakan dasbor SiapPakai, guna memudahkan Diskominfo untuk melakukan proses instalasi, update, dan backup data secara otomatis. Dasbor SiapPakai sudah diterapkan dengan Diskominfo Kabupaten Tabanan, sehingga desa yang sudah tergabung dalam dashboard Kabupaten Tabanan akan mendapatkan pembaruan versi aplikasi OpenSID yang diterima setiap bulannya. Kemudian data di desa akan dihimpun melalui database gabungan, yang hasil akhirnya akan tersaji dalam dasbor kabupaten yaitu OpenKab. 

Agar manfaat integrasi data dapat dirasakan oleh semua pihak, tentunya harus ada komitmen pemerintah daerah. Dengan menerbitkan regulasi pendukung implementasi untuk integrasi data, menyediakan pusat data terintegrasi, dashboard kabupaten, keamanan dan privasi data, pelatihan dan pengembangan kapasitas. Di lain pihak, desa juga turut berperan aktif untuk mendukung program satu data kabupaten.

Menyadari perlu adanya tindakan secara kolektif untuk bisa mewujudkan integrasi satu data kabupaten, OpenDesa melalui aplikasi OpenSID berbasis open source yang dikembangkan untuk membantu pemerintah desa di Indonesia dalam mengelola data dan informasi secara lebih efektif dan efisien. Inisiatif ini muncul dari kebutuhan yang mendesak untuk memperbaiki sistem pengelolaan data di tingkat desa, yang sering kali tidak terintegrasi dan kurang memadai dalam mendukung tugas-tugas pemerintahan dan pelayanan publik.

Bagikan: